6 Etika Saat Meminjam Uang

Hidup itu seperti roda berputar yang akan terus maju, tapi terkadang posisinya di atas bisa juga di bawah, terkadang juga memiliki kendala macet dan sebagainya. Begitu pula kondisi keuangan seseorang, di satu titik kita mengantongi uang dengan keperluan seimbang, di sisi lain ada juga yang habis untuk sehari-hari, keperluan darurat mendadak, kehilangan, dan sesuatu yang tak terkendali yang pada akhirnya keuangan menjadi sangat seret.

Jalan alternatif yang bisa menolong dengan waktu instan adalah dengan meminjam uang untuk menutupi kendala itu. Namun, tentu saja sebelum memutuskan meminjam uang, ada 6 etika yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Pikirkan dulu urgensinya

Yang pertama adalah pikirkan dulu urgensinya, lihatlah dulu sedarurat apa sehingga peminjam memutuskan untuk meminjam uang, dan apakah meminjam uang adalah satu-satunya solusi yang bisa dilakukan.

Apabila urgensinya tidak terlalu parah (tidak sampai mengganggu rutinitas sehari-hari, mengacaukan hubungan antar manusia atau merugikan diri sendiri) lebih baik tidak usah. Sebab, dalam pengelolaan keuangan harus memiliki skala prioritas, mana kebutuhan primer ataupun sekunder. Melakukan peminjaman berarti setuju bahwa uang itu harus dikembalikan kepada pemiliknya lagi. Ketika kebutuhan tidak terlalu mendesak dan peminjam memutuskan untuk meminjam uang hanya untuk memenuhi ego, itu hanya akan memberatkan diri sendiri di masa depan.

2. Pertimbangkan kepada siapa akan meminjam dan bagaimana kondisi keuangannya

photo by cottonbro studio on pexels.com

Lalu, pertimbangkan dulu kepada siapa dan bagaimana kondisi keuangannya. Usahakan untuk meminjam kepada orang yang dekat dan dapat dipercayai, juga jangan lupa pastikan kondisi keuangannya memang stabil sehingga bisa memberikan pinjaman.

Apabila kondisi keuangannya sedang tidak stabil atau justru sama-sama sedang mengalami kesulitan, lebih baik urungkan. Meskipun orang tersebut sangat dipercayai atau dapat diandalkan dan hubungan yang terjalin sangat dekat, belum tentu dia bersedia karena keuangannya juga sedang sulit. Terkadang, mungkin ia tidak bisa menolak karena kedekatan personal yang sangat akrab, jadi keputusan ada di tangan peminjam. Ciptakan hubungan sehat yang saling mengerti satu sama lain. Bila kondisi keuangannya sedang tidak baik-baik saja, carilah orang lain yang keuangannya lebih stabil. Tidak perlu menyulitkannya.

3. Pastikan bayar secepatnya atau paling tidak sesuai dengan perjanjian

Yang paling utama adalah komitmen bahwa peminjam akan membayar secepatnya ketika mendapatkan uang di kemudian hari atau setidaknya sampai tenggat waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Selain menjaga kepercayaan satu sama lain, ini juga menjadi bentuk tanggung jawab yang wajib dimiliki peminjam agar menunaikan kewajiban dan mengembalikan hak orang lain.

Terkadang, berutang itu bukan soal tentang nominal, tapi tanggung jawab dan basic manner. Ingatlah bahwa orang lain juga memiliki kebutuhan. Ingatlah bahwa itu adalah haknya. Ingatlah bahwa sejak awal, uang itu adalah pinjaman bukan pemberian, jadi harus ditunaikan di hari-hari kemudian. Meskipun, nantinya pemilik uang tidak kunjung menagih, milikilah sikap inisiatif untuk menggantinya secepat mungkin.

4. Memiliki opsi lain ketika pada akhirnya ada kendala soal pembayaran

photo by tara winstead on pexels.com

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, sebelum meminjam pastikan peminjam memilki jaminan aset diawal untuk berjaga-jaga ketika pada akhirnya sampai waktu yang ditentukan peminjam belum kunjung mendapatkan uang untuk menggantikannya, peminjam dapat memberikan atau menjual aset tersebut kepada pemilik uang.

5. Apabila ditagih tidak perlu tersinggung atau marah

Ini adalah fenomena yang sangat sering terjadi di lingkungan sosial yaitu peminjam marah-marah kepada pemilik uang atau seolah-olah menempatkan diri menjadi korban yang tersakiti ketika ditagih hingga pada akhirnya merusak hubungan yang terjalin, sedang uang tersebut tidak kunjung diganti.

Tidak perlu tersinggung apalagi marah, pemilik uang bermaksud menagih karena ia juga memiliki kebutuhan, atau paling tidak karena itu adalah memang haknya sejak awal. Tetaplah berkomunikasi baik dan sampaikan dengan sopan apabila uang tersebut belum ada gantinya. Jangan sampai karena ditagih, peminjam justru berbalik dendam, pura-pura lupa atau memutus komunikasi sepihak dengan pemilik uang.

6. Untuk menjaga kepercayaan, buatlah perjanjian tertulis

photo by cottonbro studio on pexels.com

Perjanjian tertulis ini bisa menjadi bukti mengenai nama peminjam, tanggal, alasan meminjam, nominal uang dan lain sebagainya. Selain sebagai bentuk komitmen, perjanjian tertulis diadakan apabila peminjam abai terhadap pinjamannya apalagi ketika nominal yang dipinjam besar, atau dirasa peminjam menjadi sangat galak dan tidak terima karena ditagih sehingga uang tidak kunjung dikembalikan. Tulisan itu bisa menjadi bukti untuk dilaporkan kepada polisi tentang tindak pidana penipuan.

Itulah 6 etika ketika meminjam uang, satu hal yang pasti bahwa meminjam uang kepada orang lain berarti bukan lagi hanya soal diri sendiri lagi tapi juga komitmen dan tanggung jawab terhadap orang lain. Tetaplah jaga hubungan baik satu sama lain dengan menjaga kepercayaan.

Selain daripada itu, kepada pemilik uang, sebelum memberikan utang harus memastikan beberapa hal penting di bawah ini untuk meminimalisir kemungkinan tidak mengenakkan terjadi.

5 hal sebelum peminjam memutuskan untuk meminjamkan

1. Kondisi keuangan sedang baik;

2. Berikan pinjaman kepada orang yang benar-benar dikenal dan dipercayai saja;

3. Berikanlah pinjaman jika memang pada dasarnya mau, bukan karena tidak enak, tidak bisa menolak apalagi terpaksa. Sangat tidak apa-apa apabila pemilik uang tidak bersedia untuk meminjamkan;

4. Ketahui alasannya meminjam, berikan saran apabila memang ada jalan lain;

5. Untuk kemungkinan terburuk, berikanlah nominal yang sekiranya pemilik uang tidak apa-apa ketika kehilangannya (uang dingin), berjaga-jaga apabila peminjam tidak mengembalikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top